Harry Potter, TGV, dan Stasiun Tugu Yogya…

Candisari, 27 September 2008, 7:40 pm

Harry Potter, TGV, dan Stasiun Tugu Yogya…

Semenjak kepulanganku ke rumah untuk liburan lebaran tahun 2008 ini, hari Kamis lalu, aku sudah meniatkan diri untuk melakukan perjalanan sekedar refresing. Perjalanan ini entah untuk kembali ke Solo dan bermalam sehari semalam tanpa bekerja (karena aku sudah dapat libur buat hari jum’atnya) ataukah bermain ke Yogyakarta. Sayangnya, pada hari jum’at badanku sungguh capek sekali, sehingga kuurungkan niatku itu. Hingga akhirnya pagi hari aku bangun sahur, aku kembali ingin berniat melakukan perjalanan sendiri, namun hanya ke Yogyakarta saja, karena teman-temanku di Solo hampir semuanya juga sudah mudik hari sabtu ini, so mau main dengan siapa aku ke Solo?

Sebenarnya aku lebih menyukai melakukan perjalanan ke Solo, namun dengan begitu aku harus menginap, itu tidaklah mungkin, karena aku juga harus membagi waktuku dengan ibuku dirumah. Meski sebenarnya, aku juga banyak kehilangan waktu dengan teman-temanku di Solo karena jam kerjaku yang ga pernah bisa di cut sedikit pun sekarang. Fiuh, ironis, rasanya aku seperti masuk bui lagi, namun ini untuk tindak pidana ringan, waktunya tidak lama so aku tak terlalu khawatir, hehe…Kalau kuingat kejahatanku kali ini, aku masih bisa tersenyum sendiri. Ehm, karena aku tau aku akan pergi, maka akupun harus memberikan yang terbaik, meski tetep masuk bui juga barang sejenak. Tapi tidak apa-apa, itu adalah sebuah konsekuensi atas semua keputusanku. Pernah dengar kan kalau orang masuk penjara, malah disanalah dia mampu membuahkan banyak karya atas semua pemikiran-pemikirannya? Pasti kalian sering mendengar itu kan…

Mungkin seperti itu lah aku saat ini, meski bukan karya nyata yang aku hasilkan, tapi paling tidak aku banyak merenung, flashback kembali ke masa 2 th ku yang aku habiskan untuk apa aja, dan pada akhirnya aku pada keputusan akhirku yang terekam kuat menjadi pyramid yang mengerucut didalam pikiranku. Itulah karya abstrakku, yang masih harus kudaki dengan segenap jiwa ragaku, segenap hati dan pikiranku, segenap semangat dan perjuanganku, hingga nantinya puncak pyramid itulah tujuan akhir, tempat aku meraih semua mimpiku…Saat itu tiba, kamu akan melihat karya nyataku kawan…

Semua pemikiran itu, kebanyakan berasal dari perjalanan yang aku lakukan dengan kereta pramex jurusan Kutoarjo-Yogya-Solo. Namun demikian, kutoarjo lah tempat paling sering aku mendapatkan feel-nya, karena aku paling sering datang sangat awal untuk menunggu kereta pramex-ku, hampir selalu 45 menit aku punya waktu duduk sendiri di stasiun tua itu, melihat banyak kehidupan yang terjadi disitu, mengamati begitu banyak perilaku manusia di sebuah tempat public, dan semoga semua itu menjadikanku semakin bijak…

Stasiun tua itu akan selalu jadi kenangan, tempat aku berbagi rasa dengan hatiku, dan tempat aku belajar membaca dengan hati (pinjam kata-katanya ya pak wir J ). Yang jelas, di stasiun itu, bukan tempat aku patah hati, meski dulu sempat naksir anak pegawai di stasiun itu yang adalah kakak tingkatku SMU, hahaaa…

Stasiun yang lebih tua dan merupakan tempat favoritku, yang tak lain dan tak bukan adalah Stasiun Tugu Yogyakarta. Aku bisa berlama-lama bahkan pernah aku menunggu kereta sampai 2 jam disitu. Bukan karena aku bimbang, aku akan pulang ke rumah atau kah aku akan balik ke solo yang merupakan kota kehidupanku…Tapi sengaja, aku lakukan karena aku begitu menyukai arsitek tua bangunan stasiun itu. Ketika disana, aku selalu merasa di zaman masa perjuangan dulu, bahkan lebih parahnya aku akan merasa berada di stasiun tua di London, tempat dimana Harry Potter selalu bersemangat menuju negeri sihir untuk belajar banyak hal tentang ilmu sihir.

Taukah kamu kawan? Di stasiun Tugu itulah, tempat dimana aku seperti Harry Potter, selalu bersemangat untuk segera bisa ke negeri lain, menggapai impianku belajar banyak hal dari orang asing. Meski aku tau, ga mungkin dari pramex aku menuju Perancis kemudian menyambung TGV (train à grande vitesse, bahasa Perancis untuk “kereta berkecepatan tinggi”) menuju Toulouse universite. Tapi at least, dari pramex itulah, aku bisa ke bandara di Yogyakarta, lalu aku ke bandara Charles de Gaulle, lalu setelah beberapa lama belajar di Perancis, aku bisa ke bandara Heathrow London ataupun bandara GatWick, baru deh naik kereta menuju stasiunnya Harry Potter. Bisa juga sih dari Perancis naik kereta langsung ke London (bukan begitu p.tanto,hehee…saya tau itu semua karena dulu bapak minta saya buat ngurusin keberangkatan bapak ke Temu Mahasiswa Ilmiah Internasional Indonesia di London, terus ke Perancis buat nengok teman-teman bapak, makasih ya pak…)

Ga tau kenapa, London, merupakan tempat kedua bagiku buat melihat dunia hukum Anglo Saxon-nya, aku ingin belajar banyak di sana. Dan Harry Potter, mampu menyihirku sehingga aku begitu menggilai tempat itu untuk aku kunjungi karena beragamnya banguna tua dengan ciri arsiteknya yang luar biasa. Fiuh, Perancis dan Inggris mempunyai ciri arsiteknya sendiri, tapi aku juga ga tau jenisnya gimana, yang jelas dari buku-buku arsitek temen-temen kosku, aku melihat type keduanya yang sangat kuat dengan cirinya masing-masing. Ya pastilah, kedua negara itu kan musuh bebuyutan, bahkan berimbas ke bahasa keduanya yang sama-sama antipati deh. Temen-temenku Perancis begitu parah bahasa inggrisnya, kecuali maite (hehee, itu krn dia kuliah 2 th di aussi). Ehm, tapi kedua negara itulah impianku…semoga aku berhasil mendaki sampai puncak pyramid-ku itu, amien.

Masih belum bisa paham, dimana hubungannya Stasiun Tugu dengan mirisnya hatiku dengan zaman perjuangan dulu? Ehm, kalau kalian mengira aku jadi inget film-film perjuangan yang ngambil setting di stasiun , dimana pasti ada perpisahan antara seorang pejuang muda yang ganteng dengan pacarnya yang gadis desa anak pak lurah, atau seorang pejuang muda yang terluka lalu bertatap-tatapan mata dengan seorang perawat yang mengobati lukanya dan akhirnya jatuh cinta karena merasa satu hati satu jiwa melakukan perjuangan demi negara Indonesia tercinta ini…Hehee, kalian tidak 100 % salah, tapi bukan itu sebenarnya yang menjadi pokok pikiranku. Coba lah lihat TGV (browsing lah di internet kalau ga tau…), bagaimana Perancis bisa menciptakan TGV yang akhirnya di akui dunia karena kecepatannya, yang pada akhirnya mengimbas ke berbagai bidang yang makin meningkat, ekonomi, pendidikan, wisata dll dengan berbagai jalur yang dibuka oleh TGV.

Sekarang kita lihat pramex yang kita punyai, jangan dibayangkan deh, karena dah pasti jauh bedanya. Pramex saja yang sudah dibuka beberapa bulan lalu ke jurusan rumahku (Kutoarjo), ehm sudah begitu pesat kemajuannya dan banyak juga orang yang diuntungkan karenanya. Kali ini kebijakan dari PJKA atau Perumka sih (mana yang bener ya…?) yang pasti kemarin aku dapat informasi dari pegawai di stasiun, bahwa diperkirakan 2010 nunggu angkatan terakhir PNS pensiun, PJKA atau Perumka ini (tetep belum tau yg bener yg mana,hehee..) akan berubah menjadi BUMN. Wow, baguslah…akan banyak persaingan nanti, dan yang jelas semua bisa ikut berkompetisi, dan kalau udah ada label “.Tbk”, so makin ramai juga nanti pasar modal,hehee…

Yah, semoga ga bernasib seperti kantor pos (maaf lho…p.pos, semoga seragam pemain bola Belanda-nya tetap keliling Indonesia ya…). Ehm, Telkom juga mesti ngati-ati nih, kalau yang NIK-nya berawalan 70 harus waspada, gimana yang berawalan 84 kalau ga bisa dapat warisan banyak dr NIK 70 ? (Maaf p. raharjo, cuma mengulas lagi dari safari ramadhan kemarin,hehee…)

Nah, kebijakan dari pejabat kereta api yang memutuskan memasang jalur dr Solo-Kutoarjo dulu, dan mengurungkan jalur Sragen-Solo-Yogyakarta, menurutku tepat sih, cos hasilnya cukup bagus. Namun ya semoga seluruh Indonesia bisa rata merasakan pramex lah…bagaimana system perancangannya, pengaturannya, kebijakannya, dll itulah tugas kita selanjutnya. Yup, intinya kalaupun tidak melalui pramex, semoga dengan banyaknya orang Indonesia yang pandai-pandai, bisa memberikan yang terbaik buat negeri ini dan kita dapat membuat film-film dengan setting yang berbeda. Ya begitulah…tidak lagi isak tangis pejuang muda yang berpisah dengan gadis desanya demi memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Tapi, berubah menjadi isak tangis kebahagiaan ibu, bapak, teman2, saudara atau mungkin pacar atau calon pacarnya,hahaa…yang mengantar orang yang disayanginya, pergi ke negeri orang untuk mencari ilmu dan untuk kembali membangun negerinya tercinta Indonesia (Jadi inget tagline-nya blog p wir, “Bangkitlah Negeriku, harapan itu masih ada…” )

Begh, How wonderful story..? Semoga semua ini nyata adanya…AMIEN.

Tetaplah bermimpi kawan, karena Tuhan akan merangkul mimpi-mimpi itu (Arai said-Sang Pemimpi)

-Onink-