Rokok Linting Kakekku…

Ready to read ???

Oke…Aku mulai kisahku dari aku mulai melihat dunia ini (padahal aku jga ga inget-inget banget pertama membuka mata,hehe…). Yang jelas saat itu aku terus tumbuh hingga akhirnya aku merasakan ikatan batin dengan kedua orang tuaku. Dan yang tak kalah indah, aku punya 3 saudara satu rahim yang sangat aku sayangi dengan berbagai perangainya…

Aku terlahir di sebuah desa kecil, candisari namanya didaerah Purworejo, barat Yogyakarta setelah wates kalau ada yang belum tau juga. Namun, itu hanya sebuah desa tempat aku lahir, dan tempat yang dituliskan di KTP-ku. Kenyataannya, aku besar tidaklah didesa itu hingga aku berumur sekarang, 24 th. Yup, kini, aku benar-benar warga desaku, karena aku sudah pindah 2 bulan lalu tepatnya.

Ayahku dan ibuku adalah pahlawan-pahlawan sejati pendidikan, that’s why pemerintah masih baik hati dengan memberikan sebuah rumah dinas kecil, yang hanya terdiri dari 3 kamar, itupun ga kalah kecil. Tapi, Alhamdulillah, dari rumah dinas itu lah selama 23 th aku tinggal dan mempunyai banyak sekali kenangan dengan keluargaku, terutama dengan Ayahku tercinta. Semoga beliau selalu tersenyum melihatku dari atas sana…(Allo babe…, aku kangen banget ngopi denganmu lagi !)

Sebenarnya, aku tak benar-benar meninggalkan desaku karena jaraknya cuma 1 km dari rumah dinasku. Apalagi kakek nenekku tinggal disana, so hampir setiap bulan ketika ibuku dah gajian, ibuku pasti memintaku mengantarkan bakau buat almarhum kakekku, buat dibikin rokok linting. Ehm, ada yang pernah merasakannya ? Hahaa, sebenarnya aku ingin mencobanya dulu tapi kakekku selalu melarangku. Tidak jelas sih alasannya kenapa ? Apakah karena ga ngebolehin aku mencoba-coba merokok, atau ga mau kalau rokok lintingnya aku ganggu (kakekku paling sensitif soal bakau,hehee tapi tak pernah sekalipun beliau memarahiku…) atau takut bulan depan ibuku ga ngasih bakau lagi ? Hehee…pertanyaan itu belum sempat aku tanyakan ketika aku kecil dulu, dan sayangnya kakek udah meninggal dulu karena paru-parunya sakit parah selain memang umurnya sudah tua juga sih. Semoga kakek tenang di akherat sana…amien. Dan semoga ibuku juga tidak berdosa karena mengirimi kakek bakau setiap bulannya (bagaimna pun itu karena ibuku yang sangat menyayangimu kek, ibu tau persis kakek ga pernah mau berhenti merokok kan ?).

Itulah kakekku, yang aku ingat beliau orang yang sangat penyayang, ga pernah bisa marah dengan cucu-cucunya, tapi jangan harap om-om ku bisa lepas dari kemarahannya,hahaha….Hal yang sangat aku rindukan dengan kakekku yaitu saat beliau membawaku ke warung kopi di desa kelahiranku. Ketika itu, aku masih belum sekolah, sedangkan ayah ibuku harus mengajar dan kedua kakakku dah berangkat sekolah. Maka pagi itupun aku selalu dititipkan ke kakek dan nenekku. Jam 8 pagi, kakekku dah pulang dari pasar pagi setelah semua kelapa yang beliau jual sudah habis. Aku menunggunya dirumah dengan nenekku yang menggendong adik kecilku.

Sesampainya kakek di rumah, beliau pasti mengajak aku dan adikku ke warung kopi hingga jam 9 pagi. Adikku digendong dilehernya, dan aku digandeng dengan tangannya yang kasar serta makin keriput, namun memnpunyai kehangatan yang luar biasa. Kita berjalan 10 menit untuk sampai ke warung itu, dan seperti biasanya pula pemilik warung langsung membuatkan kopi panas kental dan hitam buat kakekku. Adikku lalu diletakkan dipangkuannya sambil beliau menikmati kopi panasnya. Sedangkan aku, aku selalu duduk disamping kakek, sambil aku mencomot pisang goreng kesukaanku,hehee…Dan tentu saja, kakek tak pernah lupa mengambil rokok lintingnya…

Satu hal yang kuingat sampai alam bawah sadarku, bau rokok linting berarti itulah bau kakekku tersayang,hehehe…

Peace ya Pak Uwo,….. itu panggilan kakekku 🙂

Last, STOP SMOKING NOW !!! Jaga paru-parumu dan jaga orang orang disekitarmu…